Release Date | : | May 2, 2017 |
File Size | : | 0.67 MB |
Abstract
Kota Yogyakarta pada Bulan April 2017 mengalami Inflasi sebesar 0,28 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,22 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar sebesar 1,39 persen; kelompok sandang sebesar 0,39 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,57 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 1,27 persen.Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 53 kota IHK mengalami inflasi dan 29 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen diikuti Kota Tanjung Pandan sebesar 0,93 persen, sedangkan Inflasi terendah trejadi di Kota Cilacap sebesar 0,01 persen, diikuti oleh Kota Tembilahan dan Pare-Pare masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,05 persen. deflasi terbesar terjadi di Kota Singaraja sebesar 1,08 persen diikuti Kota Ambon dan Lhokseumawe masing-masing sebesar 0,76 persen dan 0,68 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota DKI Jakarat dan Manado masing-masing sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Purwokerto dan Tangerang masing-masing sebesar 0,04 persen.Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah tarip listrik, bawang putih, angkutan udara, tukang bukan mandor, dan daging ayam ras, sedangkan komoditas yang menahan terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, cabai merah, gula pasir, dan beras.Laju inflasi tahun kalender 2017 ( April 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 1,83 persen, sedangkan laju inflasi year on year (April 2017 terhadap April 2016) sebesar 3,85 persen.