Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2018 mencapai Rp33,46 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,17 triliun.
Perekonomian DIY triwulan III-2018 terhadap triwulan III-2017 tumbuh 6,03 persen (y-on-y) jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama 2017 sebesar 5,42 persen. Bila dibanding triwulan II-2018 perekonomian DIY tumbuh 5,63 persen (q-to-q), lebih tinggi dibanding periode yang sama 2017 yang tumbuh 5,51 persen.Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (y-on-y) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi sebesar 14,87 persen, diikuti pertambangan dan penggalian yang sebesar 11,0 persen, dan jasa keuangan sebesar 9,69 persen.Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi (y-on-y) adalah komponen ekspor luar negeri sebesar 14,62 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh sebesar 10,97 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,43 persen.Andil sektoral terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY triwulan III-2018 (y-on-y) adalah lapangan usaha konstruksi yaitu sebesar 1,42 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 0,70 persen, dan informasi dan komunikasi sebesar 0,68 persen. Dari sisi pengeluaran, andil terbesar pertumbuhan ekonomi disumbangkan oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,89 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masing-masing sebesar 1,16 persen. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) penyumbang terbesar adalah lapangan usaha konstruksi yaitu sebesar 1,32 persen. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 0,88 persen, dan diikuti oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 0,83 persen.