Nomor Katalog | : | 2302002.34 |
Nomor Publikasi | : | 34.521.14.15 |
ISSN/ISBN | : | 978-602-1392-06-5 |
Frekuensi Terbit | : | Tahunan |
Tanggal Rilis | : | 15 April 2015 |
Bahasa | : | Indonesia |
Ukuran File | : | 2.55 MB |
Abstraksi
Publikasi Indikator Tingkat Hidup Pekerja/Karyawan Daerah Istimewa Yogyakarta 2012-2013 merupakan salah satu publikasi yang dihasilkan oleh BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Indikator tingkat hidup pekerja/karyawan bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat hidup pekerja/karyawan. Indikator yang disajikan meliputi keadaan pekerja/karyawan, sektor/lapangan usaha dan pendidikan pekerja/karyawan, rata-rata upah/gaji dari pekerja/karyawan, upah minimum (UMP), indeks harga konsumen (IHK), dan pasar kerja.Hasil Sakernas Agustus 2013 menunjukkan bahwa sekitar 47 persen penduduk yang bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus sebagai pekerja/karyawan, baik sebagai pekerja tetap maupun pekerja bebas. Pada Agustus 2012 penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang bekerja sebagai pekerja/karyawan sebesar 53,7 persen dan perempuan sebesar 39,3 persen. Pada Agustus 2013 persentase laki-laki menurun 1,5 poin menjadi 52,2 persen, sedangkan perempuan meningkat 0,4 poin menjadi 39,7 persen.Sektor S (services) sampai Agustus 2013 merupakan sektor yang paling dominanmenyerap pekerja/karyawan yaitu sebesar 52,1 persen, meningkat dibandingkan kondisi Agustus 2012 sebesar 49,4 persen. Dilihat menurut wilayah, pekerja/karyawan yang bekerja di sektor S pada Agustus 2013 adalah sebesar 65,3 persen di daerah perkotaan dan 29,6 persen di daerah pedesaan. Sebaliknya sektor A (Agriculture) hanya menyerap tenaga kerja sebesar 14,0 persen di daerah perkotaan dan 52,4 persen daerah pedesaan.Pada tahun 2013 tingkat pendidikan pekerja/karyawan di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami perubahan. Persentase tertinggi pendidikan pekerja adalah SLTP ke bawah sebesar 53,0 persen atau menurun 1,2 poin dibandingkan kondisi tahun 2012 sebesar 54,2 persen. Persentase yang berpendidikan SLTA tidak berubah yaitu 32,8 persen, sedangkan yang berpendidikan di atas SLTA pada tahun 2013 mengalami peningkatan 1,2 poin dari 13,0 persen menjadi 14,2 persen. Dilihat secara gender masih ada perbedaan yang signifikan dalam upah/gaji, pekerja/karyawan perempuan lebih rendah dibandingkan pekerja/karyawan laki-laki. Rata-rata upah pekerja/karyawan perempuan pada Agustus 2013 sebesar Rp. 1.349.364,- sedangkan untuk laki-laki mencapai Rp. 1.654.914,- sebulan. Berdasarkan sektor/lapangan usaha upah pekerja/karyawan terendah terjadi di sektor A yaitu sebesar Rp. 673.685,-.