Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2018 mencapai Rp31,4 triliun dan atas dasar harga konstan 010 mencapai Rp23,83 triliun.
Perekonomian DIY triwulan II-2018 terhadap triwulan II-2017 tumbuh 5,90 persen (y-on-y) jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama 2017 sebesar 5,21 persen. Bila dibanding triwulan I-2018 perekonomian DIY tumbuh 0,63 persen (q-to-q). Selama semester I 2018 perekonomian DIY tumbuh sebesar 5,64 persen (c-to-c), jauh lebih tinggi dibanding semester I 2017 yang tumbuh 5,18 persen.Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (y-on-y) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 11,44 persen, diikuti konstruksi yang sebesar 10,71 persen, dan transportasi dan pergudangan sebesar 7,46 persen.Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi (y-on-y) adalah komponen net ekspor antardaerah sebesar 15,47 persen, diikuti oleh ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 11,71 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,87 persen.Andil sektoral terbesar pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II-2018 (y-on-y) diberikan oleh lapangan usaha konstruksi yaitu sebesar 0,99 persen, diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 0,69 persen, dan industri pengolahan sebesar 0,66 persen. Dari sisi pengeluaran, andil terbesar pertumbuhan ekonomi disumbangkan oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 3,12 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,50 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 0,90 persen.Sementara itu, pertumbuhan ekonomi terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) penyumbang terbesar adalah lapangan usaha konstruksi yaitu sebesar 0,75 persen. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, dan diikuti oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.