Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 mencapai Rp 34,30 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 25,46 triliun.
Perekonomian DIY triwulan I-2019 terhadap triwulan I-2018 tumbuh 7,50 persen (y-on-y) lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama di 2018 sebesar 5,41 persen. Bila dibanding triwulan IV-2018 perekonomian DIY tumbuh 0,49 persen (q-to-q).Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (y-on-y) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 8,8 0persen, diikuti konstruksi yang tumbuh 7,38 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 6,52 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen net ekspor antardaerah yang tumbuh 50,56 persen, diikuti oleh ekspor luar negeri yang tumbuh 16,56 persen, dan impor luar negeri tumbuh 12,01 persen.Andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I-2019 (y-on-y) diberikan oleh lapangan usaha kontruksi yaitu sebesar 1,85 persen, diikuti oleh informasi dan komunikasi dan penyediaan akomodasi dan makan minum, masing-masing sebesar 0,75 persen dan 0,63 perse. Dari sisi pengeluaran, andil pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I-2018 (y-on-y) disumbangkan oleh komponen konsumsi rumah tangga, diijuti oleh pembentukan modal tetap bruto, dan konsumsi pemerintah.Sementara itu, pertumbuhan ekonomi terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) penyumbang terbesar adalah lapangan usaha pertanian yaitu sebesar 0,49 persen. Share pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang dominan tersebut didorong oleh pertumbuhan tanaman pangan yang mencapai 304,75 persen.